Kamis, 05 Mei 2011

Sajak - Sajak Empat Seuntai

/1/
kukirim padamu beberapa patah kata
yang sudah langka....
jika suatu hari nanti mereka mencapaimu,
rahasiakan, sia-sia saja memahamiku.
/2/
ruangan yang ada dalam sepatah kata
ternyata mirip rumah kita:
ada gambar, bunyi, dan gerak-gerik di sana -
hanya saja kita diharamkan menafsirkannya.
/3/
bagi yang masih percaya pada kata:
diam pusat gejolaknya, padam inti kobarnya -
tapi kapan kita pernah memahami laut ?
memahami api yang tak hendak surut ?
/4/
apakah yang kita dapatkan di luar kata :
taman bunga ? ruang angkasa ?
d taman, begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa, begitu hakiki makna kehampaan.
/5/
apa lagi yang bisa ditahan ? beberapa kata
bersikeras menerobos batas kenyataan -
setelah mencapai seberang, masihkah bermakna,
bagimu, segala yang ingin kusampaikan ?
/6/
dalam setiap kata yang kaubaca selalu ada
huruf yang hilang -
kelak kau pasti akan kembali menemukannya
di sela-sela kenangan penuh ilalang.

by : Sapardi Djoko Damono

Akulah Si Telaga

akulah Si Telaga
berlayarlah di atasnya
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil
yang menyerakkan bunga-bunga pantai

berlayarlah sambil memandang harunya cahaya
sesampai di seberang sana
tinggalkan begitu saja perahu
biar aku yang menjaganya

by : Sapardi Djoko Damono

Ketika Berhenti di Sini

ketika berhenti di sini, dia mengerti.
ada yang telah musnah.
beberapa patah kata yang segera dijemput angin, begitu diucapkan.
dan tak sampai ke siapapun...

by : Sapardi Djoko Damono

Nocturno

kubiarkan cahaya bintang memilikimu
kubiarkan angin yang pucat
dan tak habis-habisnya gelisah
tiba-tiba menjelma isyarat merebutmu
entah kapankah bisa kutangkap…

by : Sapardi Djoko Damono

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

by : SAPARDI DJOKO DAMONO